Minggu, 11 Desember 2011

KONDISI GEOLOGI DAN HIDROLOGI KABUPATEN DHARMASRAYA

KONDISI GEOLOGI DAN HIDROLOGI KABUPATEN DHARMASRAYA

Sebagian besar jenis tanah di Kabupaten Dharmasraya berjenis Podzolik Merah Kuning yang berada di kawasan hutan tropis dan perkebunan. Berdasarkan Peta Geologi Kabupaten Dharmasraya yang dikeluarkan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2001, dijelaskan formasi batuan di wilayah Kabupaten Dharmasraya terdiri dari : 


1.      Aluvium                                            7. Batuan Gunung Api
2.      Batuan Intrusi                                   8. Batuan Metamorf
3.      Formasi Barisan                                9. Formasi Kasai
4.      Formasi Kuantan                              10. Formasi Palepat
5.      Formasi Rantauikil                            11.Formasi Sangkarewang
6.      Formasi Telisa
Dengan uraian penjelasan sebagaimana yang ditampilkan pada tabel KONDISI GEOLOGI KABUPATEN DHARMASRAYA berikut ini :
Kode
Formasi
Uraian
Qatg
Aluvium
ANDESIT GUNUNG TALANG, Breksi, Endapan Lahar, aliran lava, lapili dan tuf, bersusunan basal dan andesit.
Qal
Aluvium
ALUVIUM SUNGAI, Lempung, Pasir, kerikil dan bongkah batuan beku dan kuarsit.
Qyl
Batuan Gunung Api
LAVA, susunan dan asalnya sama dengan batuan gunung api yang tak terpisahkan (Qyu). Aliran terdapat di sekitar
G. Kerinci dan G. Tujuh.
Qv
Batuan Gunug Api
BATUAN GUNUNG API ANDESIT-BASAL, Lava bersusunan andesit-basal, tuf dan breksi lahar.
Qol
Batuan Gunung Api
LAVA, susunan dan asalnya sama dengan bataun gunung api yang tak terpisahkan (Qou). Terdapat di sekitar lereng
G. Runcing, G. Lumut dan G. Panejolan.
QTpu
Formasi Kasai
ANGGOTA ATAS FORMASI PALEMBANG, Tuf asam berbatu apung, batupasir tufaan, bentonit sisipan lignit dan kayuterkersikkan.
Tmtl
Formasi Kasai
ANGGOTA BAWAH FORMASI TELISA, napal lempungan,  batupasir lignit, tuf, breksi andesit dan batupasir glaukonitan.
Tmtu
Formasi Kasai
ANGGOTA ATAS FORMASI TELISA, Serpih dan batu gamping napalan dengan sisipan tipis tuf andesit,
Tmr
Formasi Kasai
FORMASI RANTAUIKIL, Batupasir lempungan, batupasir tufaan, batupasir gampingan, batulempung pasiran, batulempung tufaan, napal dan lensa tipis batugamping, berlapis baik. Ditemukan Globigerina, Elphidium, Hastigerina sp, Catapsydrax sp, Rotalia becarii (LIIN) dan Miogysina yang berumur Te dan Tf (Oligosen awal sampai Miosen) dan juga Ostrakoda. Tebalnya sekurang-kurangnya 1.000 meter.
Tos
Formasi Kasai
FORMASI SINAMAR, konglomerat, batupasir kuarsa berbutir kasar, batupasir kuarsa mengandung mika, batupasir arkosa, batulempung, napal, batulempung pasiran, lapisan batubara dan batugamping koral. Komponen Konglomerat adalah kuarsit, kuarsa susu dan pecahan granit. Batulempung serpih dan napal makin bertambah ke arah atas. Terdapat rotalua beccarii (LINN) dengan sumbat di umbilikus. Tebalnya mencapai 750 meter.
Jgr
Batuan Intrusi
GRANIT, susunan berkisar antara granit biotit horenblenda sampai granodiorit dengan bintik-bintik mineral mafik, plagioklas dan jenis oligoklas, horenblenda telah mengalami kloritisasi dan secara setempat terdapat apatit. Terdapat sebagai stok granodiorit disimpulkan berumur berumur lebih muda daripada batuan Paleozoikum dan lebih tua daripada Formasi Tabir yang berumur Jura. Mungkin berumur Jura awal.
G
Batuan Intrusi
GRANIT, Susunan berkisar dari leuco-granit sampai monzonit kuarsa.
Qd
Batuan Intrusi
KUARSA PORFIR, kuarsa porfir dengan fenokris kuarsa dan feldspar.
Qp
Batuan Intrusi
KUARSA PORFIR, kuarsa porfir dengan fenokris kuarsa dan feldspar.
Pp
Formasi Pelepat
FORMASI PELEPAT, terutama lava, tuf, sela hablur dan tuf sela berkomposisi andesitan, terpropilitkan secara hidrotermal, termineralkan sehingga terbentuk pirit, tembaga dan molibden. Lava basalan dan riolitan tersebar tidak beraturan dalam formasi ini. Pada umumnya lava andesitan dengan plagioklas menengah dan mineral mafik, terubah menjadi serisit dan klorit. Tuf sela dan tuf hablur mengandung pecahan-pecahan andesit dan basal. Formasi ini juga mengandung batulanau keras dan terkersikkan, batutanduk, serpih dan batugamping halur berlapis baik. Ditemukan Strophomenia, Cronotes dan Sperifer di dalam batugamping dan pecahan-pecahan brachiopoda dan krinoida terdapat di dalam batugamping sepanjang S. Selayo. Fusulina yang kurang baik ditemukan di dalam batugamping , mungkin Perem. Tebalnya mencapai 1.100 meter.
Pb
Formasi Barisan
FORMASI BARISAN, filit, batusabak, batugamping, batutanduk dan grewacke metafilit terdiri dari muskofit, serisit, klorit dan kuarsa, sedikit turmalin, epidot, zirkon dan grafit setempat telah berikal terutama di jalur koyak dimana pendaunannya berkembang baik. Belahan batusabak umumnya berkembang baik. Rijang banyak sekali terdapat. Urat kuarsa sulfida magmatik mengandung emas terdapat di daerah S. Sapat. Ketebalannya lebih dari 3500 meter.

Pbl
Batuan Metamorf
ANGGOTA BATUGAMPING FORMASI BARISAN, terpualamkan, terhablur dan pejal. Batugamping di Bukit Cermin mengandung Schwagerina sp, fusulinacea dan menunjukkan umur  Perm awal.
D
Batuan Intrusi
DIABAS BASAL
PCkq
Formasi Kuantan
ANGGOTA BAWAH FORMASI KUANTAN, kuarsit dan batupasir kuarsa sisipan filit, batusabak, serpih, batuan gunung api,tuf klorit, konglomerat dan rijang.
PCks
Formasi Kuantan
ANGGOTA FILIT DAN SERPIH FORMASI KUANTAN, serpih dan filit, sisipan batusabak, kuarsit, batulanau dan kuarsit.
Puku
Formasi Kuantan
FORMASI KUANTAN, Batusabak, kuarsit dan arenit metakuarsa, wacke dan filit.
PCkl
Batuan Metamorf
ANGGOTA BATUGAMPING FORAMASI KUANTAN, batugamping, batusabak,filit, serpih terkersikkan dan kuarsit.
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat ( Proyek Pengembangan Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, 2001)

1)      Geomorfologi
Berdasarkan peta Geologi kabupaten Dharmasraya dan sekitarnya, maka wilayah ini dibagi menjadi beberapa satuan wilayah secara genetik dan paratemis, yaitu :
a)      Satuan Geomorfologi Lipat-patahan yang meliputi 20% daerah telitian dari seluruh wilayah kabupaten Dharmasraya.
b)      Satuan Morfologi perbukitan Karts yang tersebar setempat-setempat yang mencover wilayah telitian sebanyak 10% coverate.
c)      Satuan dataran pantai dan aluvial yang meliputi 70% yang menyebar dibagian selatan.

2)      Satuan Batuan (lithologic unit)
Terbaca pada Peta Geologi tampak bahwa Kabupaten Dharmasraya terdiri dari beberapa
satuan batuan dari tua ke muda, terurai sebagai berikut :

a)      Batuan Lava tua dan muda yang menutupi 45% daerah Dharmasraya, berumur kwarter.
b)      Batuan Gunung Api muda yang terdiri dari breksi pasir, lahar dan tufa dengan kelulusan yang sangat beragam, menutupi 33%, berumur Pleistocen.
c)      Batuan Sedimen dan Aluvial (undak-undak) yang terdiri dari kerikil serta pasir, menutupi 20% daerah Dharmasraya.
d)     Batuan Beku Granit dan Granodiorit berupa teobosan/intrusi yang berumur sekarang, menutupi 5-7% daerah Dharmasraya.

3)      Struktur Geologi
Patahan geologi/struktur geologi yang dominan pada daerah Dharmasraya relatif aman. Adanya struktur hanya terdapat didaerah dekat sungai Batang Hari di daerah Koto Baru arah ke Solok/Padang terdapat jalur Sesar Turun yang memanjang. Dimana daerah Gunung Medan merupakan sebagian dari jalur sesar tersebut. Dan ditemukannya perlipatan-perlipatan kecil, dimana strukur yang ada  hanya sebagian saja  yang tidak stabil. Daerah sesar ini merupakan bagian dari sesar Sumatera Fault Zone yang selalu bergerak/aktif.
Berdasarkan kondisi tersebut maka daerah Dharmasraya, khususnya daerah bagian Barat daya-barat laut yang mengikuti arah pulau Sumatera. Daerah ini adalah daerah rawan gempa/bencana alam. Bagian-bagian lain relatif aman dari sesar/jalur gempa


4)      Berkaitan Dengan Potensi Bencana

Sebagian besar wilayah Sumatera Barat termasuk rawan gempa, terutama bagian wilayah dari jalur Bukit Barisan ke arah pesisir Samudera Hindia. Dan wilayah sepanjang pesisir pantai barat Pulau Sumatera juga rawan terhadap bencana gelombang pasang air laut (tsunami). Wilayah kabupaten Dharmasraya secara kebetulan berada di daerah tengah Pulau Sumatera, sehingga pengaruh tsunami tidak ada, hanya berpengaruh sesar sumatera ada sedikit. Kondisi hidrogeologi yang digambarkan melalui dugaan ketersediaan air tanah dan produktivitas akifernya. Kondisi hidrogeologi sebagain besar wilayah Kabupaten Dharmasraya   terdiri dari  :





a) Akifer dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir ( Aquifers in which flow is intergranular)
·       Akifer produktif dengan penyebaran luas (extensive, productive aquifers)
Akifer terutama pasir, dengan keterusan sedang. Kedudukan muka air tanah bebas umumnya dekat permukaan sampai 5 meter dari muka air tanah tersebut. Debit mata air umumnya kurang dari 50 liter/detik. Debit sumur diperkirakan mencapai 10 liter/detik. 

·   Akifer produktivitas sedang, dengan penyebaran luas (extansive, moderately productive aquifers)
Akifer terutama pasir, dengan keterusan sedang sampai rendah. Kedudukan muka air tanah bebas umumnya dekat permukaan sampai 14 meter dari muka air tanah setempat. Debit mata air umumnya kurang dari 25 liter/detik. Debit sumur diperkirakan mencapai 5 liter/detik.

·   Setempat, akifer dengan produktivitas sedang (locally,moderately producive aquifers)
Akifer terutama pasir lempungan, tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah. Kedudukan muka air tanah bebas umumnya dekat permukaan, kurang dari 10 meter dari muka tanah setempat. Debit mata air umumnya kurang dari 10 liter/detik. Debit sumur diperkirakan kurang dari 5 liter/detik.

b)  Akifer dengan Aliran Melalui Celahan dan Ruang Antar Butir ( aquifers in which flow is both through fissures and interstices)
·         Akifer produktif dengan penyebaran luas ( extensive, productive aquifers)
Akifer dengan keterusan dan kisarana kedalaman muka air tanah beragam. Debit mata air umumya kurang dari 200 liter/detik. Debit sumur diperkirakan mencapai lebih dari 5 liter/detik.


·         Akifer produtifitas sedang, dengan penyebaran luas (extensive, moderately productive)
Akifer dengan keterusan sangat beragam, kedalaman muka air tanah bebas umumnya dalam. Debit mata air kurang dari 100 liter/detik. Debit sumur diperkirakan kurang dari 5 liter/detik.

·         Setempat, akifer dengan produktifitas sedang ( locally, moderately productive aquifers)
Akifer dengan keterusan sangat beragam, kedudukan muka air tanah bebasnya dalam. Debit mata air umumnya kurang dari 50 liter/detik.

c)   Akifer Dengan Aliran Melalui Celahan, Rekahan dan Saluran (aquifers in which flow is through fissures, fractures and channels)
·         Akiter produktif inggi sampai sedang (highly to moderately productive aquifers)
Aliran air tanah terbatas pada zona celahan, rekahan dan saluran pelarutan. Debit sumur dan mata air beragam dalam kisaran yang besar, debit mata air kurang dari 1 sampai 400 liter/detik.

d)      Akifer Bercelah atau Sarang Produktif Kecil dan Daerah Air Tanah Langka (aquifers fissured or porous of poor productivity and regions without exploitable groundwater)
·         Akifer dengan produktivitas kecil, setempat, berarti (poorly productive aquifers of local importance)
Setempat, pada zona pelapukan, air tanah dangkal dalam jumlah terbatas masih dapat diperoleh. Kedalaman muka air tanah bebas dekat permukaan sampai 11 meter dari muka tanah setempat. Pemunculan mata air pada zona rekahan kurang dari 2 liter/detik.

·         Daerah air tanah langka (regions without axploitable groundwater)
Ditinjau hidrogeologi secara umum, daerah Kabupaten Dharmasraya dipengaruhi faktor dari air permukaan lapisan, begitu juga curah hujan pada cathment area dan banyaknya sungai yang mengalir sangat mempengaruhi discharge air di bawah permukan daerah ini. Secara Geohidrologi daerah Dharmasraya sebagian adalah daerah vulkanik dan dataran rendah dengan cadangan air yang melimpah terutama di daerah-daerah yang dilalui oleh dua sungai besar yang hulunya dari gunung. Sebagian daerah ini adalah terdiri dari batuan baku dan sedimen. Daerah dengan batuan beku mempunyai cadangan (aquifer) setempat setempat dan rekahan (joint), umumnya cadangan air langka. Di daerah sedimen merupakan daerah yang mempunyai jenis aquifer dengan produktivitas tinggi dan penyebarannya luas.
Secara keseluruhan daerah Dharmasraya mempunyai cadangan air yang relatif banyak. Khususnya di daerah/lembah merupakan daerah yang mempunyai cadangan (aquifer) yang tinggi, hal ini disebabkan arah aliran air dibawah permukaan mengalir dari dataran tinggi/pegunungan ke daerah rendah.

RENCANA PENATAGUNAAN SUMBERDAYA ALAM LAINNYA.
Dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk berbagi kepentingan, sering berakibat kepada penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan, sehingga perlu dilakukan pembatasan kegiatan dengan melakukan eksploitasi yang proporsional.
Guna memantapkan pemeliharaan sumberdaya alam di wilayah Kabupaten Dharmasraya, maka pengelolaan potensi sumber daya alam diarahkan, melalui:
a.       Pemetaan kawasan-kawasan penggalian bahan tambang yang sudah dikeluarkan ijin tambangnya oleh pemerintah.
b.      Penggalian bahan tambang harus mempertimbangkan 3 (tiga) aspek utama, yaitu : aspek ekonomi, teknis dan lingkungan.
c.       Mengawasi secara ketat terhadap pengrusakan lingkungan yang disebabkan oleh usaha penambangan bahan galian dan melakukan reklamasi terhadap lokasi-lokasi bekas tambang.

POTENSI PENGEMBANGAN SEKTOR PERTAMBANGAN
Potensi sumber daya alam di daerah Dharmasraya adanya Batubara, Emas, Timah Hitam, Granit, Gamping/Karst ( Galian C), Quarsit, Andesit dan Batu Gamping.
Potensi tambang Batubara dapat ditemui di Desa Sinamar, Sungai Rumbai, Timpeh Sitiung. Tambang/potensi emas dapat ditemukan di daerah Batang Piruko, Sitiung, Koto Baru, Sungai Rumbai, Tanjung Simalindu Koto Baru. Potensi emas di daerah Dharmasraya cukup potensial, hal ini didukung secara geologi karena jenis batuannya.
Tambang Granit di daerah ini sangat berpotensi, secara geologi daerah batuan Granit meliputi 15% dari luas wilayah Dharmasraya, sehingga sangat berpotensi sekali untuk ditambang. Batuan Granit terdapat di daerah sekitar Sungai Dareh, Ampang Kuranji dan Bukit Balung. Termasuk juga tambang golongan C cukup berpotensi di daerah ini. Batu Kapur dapat dijadikan bahan baku semen dan unutk kapur sendiri. Jenis-jenis batuan golongan C yang lainnya seperti Diorite, Andesite dan Quarsite adalah material untuk pembuatan jalan, bahan bangunan, dan lain-lain.

POTENSI PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA
Potensi pengembangan sektor pariwsata ke depan akan ditunjang oleh faktor letak yang strategis dan faktor sejarah terkait dengan pusat Kerajaan Melayu di Dharmasraya yang mulai banyak ditelusuri oleh para pemerhati sejarah dan kebudayaan.
Apabila letak wilayah Kabupaten Dharmasraya yang dibelah oleh Jalan Lintas Sumatera dan terletak di antara Kota Jambi dan Kota Padang, atau antara Kota Muaro Bungo dengan Kota Solok ini dimanfaatkan sebagai lokasi/titik persinggahan pengguna transportasi darat, maka peluang untuk pengembangan sektor kepariwisataan akan terbuka. Apabila mengandalkan pengembangan pariwisata pada potensi alam, kiranya daerah di sekitar Kabupaten Dharmasraya mungkin memiliki banyak potensi yang tentunya juga akan dikembangkan oleh daerahnya masing-masing untuk mengembangkan sektor kepariwisataan. Dengan kata lain, dari sisi potensi alam, Kabupaten Dharmasraya tidak memiliki keunggulan komparatif dibanding daerah sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar